“Sabar dan Bersyukur”

 
Dua hal ini yang selalu dipegang Bapak Tompo (Buruh Tani) yang merupakan seorang penderita Katarak. Menderita Katarak memang merupakan cobaan yang tentunya menghalangi produktivitasnya sebagai buruh tani. Belum lagi, tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga harus membuat ia sejenak melupakan, bahwa ia menderita katarak.

Bisa terbayang, Bapak Tompo merupakan salah satu penderita Katarak yang terjebak dalam penglihatan kabur selama puluhan tahun. Tepatnya di tahun 2007, laki-laki paruh baya ini mulai merasa ada yang berkabut di matanya. Tanpa ia sadari, kabut dan asap yang  mengganggu pandangannya bukanlah gejala alam seperti embun, kabut atau sejenisnya, melainkan sebuah gangguan atau kelainan mata yang disebut Katarak. Ia belum menyadari, bahwa dirinya menderita katarak.

Menderita Katarak Membatasi Aktivitas

Katarak merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di Indonesia bahkan dunia, hal ini sudah menjadi sebuah informasi penting yang harus diwaspadai. Namun bagi Bapak Tompo, menderita katarak bukanlah hal yang terlalu ia khawatirkan.

Asal ia tetap bisa menghidupi keluarganya melalui profesinya sebagai buruh tani, menderita katarak pun bukan hal yang terlalu ia pikirkan. Sabar dan ikhlas menjalani hidup selalu ia pegang dan terapkan dalam hidupnya.

Tak bisa lagi bertani, karena kualitas penglihatan yang kian menurun membuat Bapak Tompo harus memutar otak untuk mendapatkan pekerjaan yang lain. Tak jarang, ia menantang risiko pekerjaan yang semakin besar karena keterbatasan penglihatannya.

Penghasilan sulit ditingkatkan, bahkan tangan atau kaki yang kerap terkena sabetan arit menjadi hal yang biasa ia peroleh.

“Mau periksa atau operasi katarak pun tak ada biaya,” celetuk Pak Tompo ketika ditanya, kenapa enggan memeriksakan mata agar mendapat penglihatan yang lebih baik.

Ia hanya tak ingin menyusahkan keluarga apa lagi orang lain. Kehadiran tenaga medis dari salah satu Klinik Mata di Lamongan, membuatnya seakan mendapat harapan akan kualitas penglihatan yang membaik.

Bagaimana tidak senang, bila tenaga medis dari klinik tersebut melakukan skrining atau pemeriksaan mata secara gratis di tahun 2017 kala itu. Selain lega, bahwa ia tahu ada penyakit atau gangguan mata yang sedang ia alami. Ternyata Bapak Tompo berkesempatan mendapatkan operasi katarak gratis di klinik mata tersebut.

Baca Juga:
— 3 Lokasi di Jatim Dengan Harga Operasi Katarak Cuma 5 Juta
— Berapa Biaya Operasi Katarak? Tergantung 3 Hal Ini
— Mengenal 3 Jenis Teknik Operasi Katarak

Operasi Katarak Gratis itu Nyata

Ia bersyukur, masih ada orang baik yang mau memberikan kesempatan dan bantuannya bagi orang-orang yang tidak mampu seperti dirinya. Selain tidak mampu secara materi, Pak Tompo mengeaskan bahwa ia adalah salah satu orang yang memiliki akses terbatas atas pelayanan kesehata. Termasuk pelayanan kesehatan mata.

“Jangankan mau datang  ke layanan kesehatan mata, ada uang yang disisihkan untuk makan saja sudah sangat beryukur,”

Akhirnya, ia baru merasakan kebebasan melihaat lebih jelas, setelah mendapat akses dan kesempatan operasi katarak gratis di Klinik Mata KMU Lamongan. Meski diberikan secara gratis, Pak Tompo mengaku sangat terharu atas pelayanan para tenaga medis di sana.

Semua proses pemeriksaan hingga tindakan dilakuakn secara professional dan sepenuh hati layaknya pasien umum yang berobat.

Sediakan Akses Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Mata

Masih dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Dunia (World Sight Day) 2020. Mari kita bantu orang-orang seperti bapak Tompo ini untuk mendapatkan akses dalam memperbaiki kualitas penglihatannya.

Hal ini, bisa kita mulai dengan merawat dan menjaga kesehatan mata diri sendiri & selanjutnya mengedukasi, dan memberi akses.

Tonton juga video terkait tentang info dan update terkini tentang Katarak